Sumber Kesaksian: Ida Yanni
Ida Yanni (IY), seorang bintang sirkus yang mengalami kelumpuhan akibat terjatuh saat bermain sirkus. Apakah ia menyesali kehidupannya saat ini?
Sirkus selalu dinantikan banyak orang, terutama anak-anak. Di benak mereka, mungkin pernah terlintas untuk menjadi pemain sirkus. Ida Yanni dibesarkan untuk menjadi seorang bintang sirkus. Perjalanan hidupnya dimulai ketika orang tuanya menyerahkan Ida kepada seseorang untuk diasuh. Apakah ini awal dari sebuah mimpi indah atau sebaliknya, sebuah mimpi buruk?
Keluarga Ida yang baru ini ternyata ingin mempersiapkannya untuk menjadi pemain sirkus. Ida tidak bisa berontak, ia hanya bisa menangisi meratap nasibnya. Setelah satu bulan, ia mulai diperkenalkan dengan dunia sirkus. Disiplin yang ketat membuat Ida semakin jauh dengan keluarganya. Dan tanpa sepengetahuan orang tuanya, Ida dijadikan pemain sirkus.
IY: Sempet ngeluh juga. Capek gitu kan tuh kalau latihan.Uh kayanya kalau lihat anak-anak yang di luar itu, beda dengan saya di lingkungan saya.
Mira Setiawati: Yang jelas, kita, keluarga kami terpukul ya. Dalam arti kata, kok adik kita tuh buat cari nafkah buat mereka. Waktu itu, kakak saya yang cari-cari tahu aja. Jadi, setiap kali ada sirkus pentas di mana, dia coba nonton. Jadi, ambil kamera, ambil foto-fotonya gitu. Pernah juga ketahuan sama orang-orang dalem. Pernah kamera kita diambil sama kitanya ditahan di kantornya, di interview segala macem. Sering kita berkunjung gitu, tapi nggak pernah ketemu. Alasannya dia sekolah di Surabaya lah, di mana lah.. jadi, mereka bohongnya, dia sekolah.
Tahun berganti tahun, kemampuan Ida semakin meningkat. Ia pun mulai dipercayakan sebagai salah satu pemain trapeze. Tanpa disadari, Ida mulai menikmati kehidupannya sebagai bintang sirkus. Di setiap pertunjukkan, Ida selalu tampil sempurna. Namun malam itu, Ida tidak pernah bermimpi apa yang akan terjadi saat pertunjukkan dimulai.
IY: Waktu itu, catcher-nya, penangkapnya kan masih baru ya, kan baru pertama main. Waktu latihan, ya bisa gitu. Pas tampil, waktu itu dia lempar saya terlalu kencang. Jadinya, badan saya ini nabrak besi yang untuk saya pegang, stop. Jadinya, nggak pas di tangan. Belum sampai di tempat yang saya berdiri itu, udah lepas tangannya. Sakit banget, udah kaya diestrum aja. Dari pantat ke bawah itu.
Ida terjatuh dari ketinggian 10 meter. Ida langsung dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi pada tulang belakangnya yang patah. Ida lolos dari maut, namun sejak saat itu, hidupnya berubah total, Ida harus menerima kenyataan bahwa dia akan terus berada di kursi roda. Satu-satunya yang membuat Ida terus bertahan adalah kasih dan hadirat Tuhan.
IY: Jadi, kalau datang sakitnya itu saya cuma bisa... kalau nggak tidur ya paling saya berdoa saja, "Ini kenapa Tuhan, kok sakit ini nggak hilang-hilang. Kayanya, nggak ada yang bisa sembuhin kalau sudah sakit gitu. Rasanya tuh luar biasa.
Tetapi kan firman Tuhan juga bilang, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan serta ucapan syukur." Jadi, setiap kali kalau saya ingat itu, saya juga bersyukur dengan keadaan saya. Saya juga berpikir pasti ada lah yang lebih susah dari saya.
Puji Tuhan aja, Tuhan menguatkan saya. Saya melihat Tuhan semakin hari Tuhan pasti memberi yang semakin baik pada saya, nggak cuma di situ-situ aja. Pasti Tuhan memberi yang lebih dan lebih lagi kepada saya.
Tahun 2002, Ida diperkenalkan dengan Yayasan Cesair. Di tempat ini, Ida bertemu dengan orang-orang yang menggunakan kursi roda. Di tempat ini pula lah Ida mengasah kreativitas dan menemukan potensi yang baru di olah raga tenis. Di tahun 2005 yang lalu, ia berhasil meraih juara kedua di single dan juara ketiga di double dalam turnamen tenis terbuka di Taipei.
Mazmur 5:11 Tetapi semua orang yang berlindung pada-Mu akan bersukacita, mereka akan bersorak-sorai selama-lamanya, karena Engkau menaungi mereka; dan karena Engkau akan bersukaria orang-orang yang mengasihi nama-Mu.